Hari ini terulang lagi
Tambah lagi nista di hati
Genap seribu bual tercipta
Lihat! Sudah terlalu menjijikkan
Puluhan kesempatan sengaja dicari
Demi sang rindu yang menghantui
Buat cemas selalu sang ibu
Buat amarah selalu sang ayah
Sampai kapan harus begini?
Mengobati hati hanya awalnya
Hanya alasan di hari sesudahnya
Nyaman sudah dapat hati
Meski tak ingin terikat janji
Ya! Berdusta karena cinta
Terdengar bodoh terlihat lugu
Sapaan cemas tak ada habisnya
Mungkin salah tempat
Bisa jadi salah waktu
Penghuni surga pinta akhiri
Penghuni neraka tarik kembali
Bergumul dahsyat dalam batin
Berjarak jauh rasa dan logika
Jangan paksa untuk pergi
Apalagi kembali
Maafkan hati belum sanggup memilih
Ampuni hari yang harus ternista lagi
Demi cinta yang belum pasti
AD - 061017
background
Jumat, 06 Oktober 2017
Kamis, 28 September 2017
Detik Harapan
Hitung setiap detik
Dalam harap cemas
Nyata dan terjamah
Tanpa terluka
Hitung setiap detik
Dalam nuansa cinta
Bercumbu dengan indah
Tanpa logika
Hitung setiap detik
Dalam jarak terpisah
Jujur dan percaya
Tanpa curiga
Detik kini habis
Menit musnah sudah
Tak punya apa-apa
Semua sirna
Menanti secerca harapan
Paling tidak adanya pilihan
Kembali ke titik awal
Mungkin kesempatan kedua
AD - 280917
Dalam harap cemas
Nyata dan terjamah
Tanpa terluka
Hitung setiap detik
Dalam nuansa cinta
Bercumbu dengan indah
Tanpa logika
Hitung setiap detik
Dalam jarak terpisah
Jujur dan percaya
Tanpa curiga
Detik kini habis
Menit musnah sudah
Tak punya apa-apa
Semua sirna
Menanti secerca harapan
Paling tidak adanya pilihan
Kembali ke titik awal
Mungkin kesempatan kedua
AD - 280917
Jumat, 01 September 2017
Dalam Mimpi
Mimpi ini indah
Ada kamu, aku, dan dunia
Semua bersatu dalam simphoni cinta
Indah seperti di Surga
Apa daya kau berlari bersama angin
Sedang aku berlari bersama pasir
Hamba lelah ingin pulang
Di pelukan hangat Sang Pencipta
Larutnya malam memanggil
Ditemani gemerlapnya cahaya Ibukota
Memohon hamba tuk beristirahat
Coba sekali lagi di hari esok
Ingin hati tuk berjuang
Sayang waktu tak mengizinkan
Hingga akhirnya kita saling mencinta
Meski dalam diam
Ada kamu, aku, dan dunia
Semua bersatu dalam simphoni cinta
Indah seperti di Surga
Apa daya kau berlari bersama angin
Sedang aku berlari bersama pasir
Hamba lelah ingin pulang
Di pelukan hangat Sang Pencipta
Larutnya malam memanggil
Ditemani gemerlapnya cahaya Ibukota
Memohon hamba tuk beristirahat
Coba sekali lagi di hari esok
Ingin hati tuk berjuang
Sayang waktu tak mengizinkan
Hingga akhirnya kita saling mencinta
Meski dalam diam
Rabu, 16 Agustus 2017
Enam Belas Agustus
Tiga pujangga datang sia-sia
Merayuku dengan seuntai bunga
Meminangku dengan segenggam emas
Hatiku tak goyah
Di Tahun pertama
Hujanku tak pernah berhenti
Rintik, gerimis, badai
Mimpi buruk hadir di setiap detik
Jerit tangis tersirat dalam senyum menawan
Di tahun kedua
Enam belas Agustus
Dua tahun setelahnya
Berulangkah kisah baru yang sama?
Mungkin sekedar lewat
Seperti kemarin
Tak ada yang istimewa
Kupikir
Tak ada yang indah
Kurasa
Pintu terketuk dengan merdu
Ucap permisi hendak bertamu
Satu dua menit terasa syahdu
Nostalgia cinta di masa lalu
Genggam tangan penasaran
Terasa hangat
Indah nan mencengkam
Hati berdegub seakan mau keluar
Satu dua jam menegangkan
Mimpi buruk di masa lalu
Cinta tersirat di kecupan pertama
Menarikku kembali ke masa itu
Titik tergelap selama cinta ada
Rasa terpahit sepanjang aku kenal cinta
Tiga empat hari menakutkan
Jeritan hati di masa lalu
Pelukan erat bagi jiwa ketakutan
Tak pernah putus
Ruang dan waktu sekalipun
Menghalau ngerinya mimpi buruk masa lalu
Aku aman. Aku nyaman
Lima enam minggu
Aku sembuh
Nyatakah bahagiaku?
Fatamorganakah mengisi ruang pikirku?
Oh tidak!
Jangan lagi!
Aku tak ingin jatuh lagi
Aku tak ingin terjangkit lagi
Sejenak teringat janji masa lalu
Bahagiaku bukan bersamamu
Kamu. Penghantar bahagiaku
Penjaga hatiku
Hingga kutemukan pangeran cintaku
Bagaimana denganmu?
Ucap hafalmu selalu
"Jalani saja dulu"
Aku Sayang Kamu
AD - 160817
Merayuku dengan seuntai bunga
Meminangku dengan segenggam emas
Hatiku tak goyah
Di Tahun pertama
Hujanku tak pernah berhenti
Rintik, gerimis, badai
Mimpi buruk hadir di setiap detik
Jerit tangis tersirat dalam senyum menawan
Di tahun kedua
Enam belas Agustus
Dua tahun setelahnya
Berulangkah kisah baru yang sama?
Mungkin sekedar lewat
Seperti kemarin
Tak ada yang istimewa
Kupikir
Tak ada yang indah
Kurasa
Pintu terketuk dengan merdu
Ucap permisi hendak bertamu
Satu dua menit terasa syahdu
Nostalgia cinta di masa lalu
Genggam tangan penasaran
Terasa hangat
Indah nan mencengkam
Hati berdegub seakan mau keluar
Satu dua jam menegangkan
Mimpi buruk di masa lalu
Cinta tersirat di kecupan pertama
Menarikku kembali ke masa itu
Titik tergelap selama cinta ada
Rasa terpahit sepanjang aku kenal cinta
Tiga empat hari menakutkan
Jeritan hati di masa lalu
Pelukan erat bagi jiwa ketakutan
Tak pernah putus
Ruang dan waktu sekalipun
Menghalau ngerinya mimpi buruk masa lalu
Aku aman. Aku nyaman
Lima enam minggu
Aku sembuh
Nyatakah bahagiaku?
Fatamorganakah mengisi ruang pikirku?
Oh tidak!
Jangan lagi!
Aku tak ingin jatuh lagi
Aku tak ingin terjangkit lagi
Sejenak teringat janji masa lalu
Bahagiaku bukan bersamamu
Kamu. Penghantar bahagiaku
Penjaga hatiku
Hingga kutemukan pangeran cintaku
Bagaimana denganmu?
Ucap hafalmu selalu
"Jalani saja dulu"
Aku Sayang Kamu
AD - 160817
Langganan:
Komentar (Atom)