Setiap orang menginginkan kehidupannya sempurna. Menjalani kehidupan tanpa kekurangan suatu apapun. Tanpa beban dan tanpa tekanan. Tapi ini hidup, bukan game online yang menggunakan cheat untuk menghindar dari permasalahan yang ada.
Kesempurnaan hidup bukan terkait materi semata, persoalan cinta dan fisik menjadi sangat pelik ketika materi tak mampu menyelesaikannya. Setiap orang pasti menginginkan materi, cinta, dan fisik yang sempurna. Tapi cerita dongeng pun tak mampu memberikan itu.
Kita hanya mampu menjalani dan memaknai kehidupan yang ada. Terus berusaha memupuk masa depan di tengah segala keterbatasan yang ada. Dan mungkin inilah yang aku pelajari dari seorang tukang parkir bernama Asep.
Ia terus berusaha di tengah ketidaksempurnaannya, hingga ia menyelesaikan pendidikan STM atau setara dengan SMA. Di jaman sekarang memang pendidikan SMA tidak mampu mendorong kehidupan menjadi lebih baik. Tapi paling tidak, ia telah menempuh pendidikan selama 12 tahun. Ia pernah mencicipi dunia pendidikan.
Selama dua tahun belakangan ini, ia menjalani profesi sebagai tukang parkir atau biasa disebut polisi 'cepek' di sebuah gang kecil di kawasan Pamulang. Berbagai pekerjaan ia lakoni demi menyambung hidup. Mulai dari menjadi tukang parkir, kuli bangunan, hingga menjadi seorang figuran sebuah FTV edisi bulan Ramadhan. Dalam FTV itu, ia berperan sebagai preman yang tangannya dibacok oleh massa dan akhirnya menjadi cacat. Peran sederhana ini, membawa ia bertemu dengan beberapa artis ternama, seperti Komeng dan Dhini Aminarti. Hal ini menjadi sebuah kebanggan bagi Asep yang hanya rakyat biasa.
Pendapatannya sebagai tukang kecil terhitung cukup bagi Asep. Sekitar Rp30.000,- hingga Rp50.000,- tergantung dari ramai atau tidaknya kendaraan yang lewat di gang itu. Sebagian penghasilannya, selalu berusaha ia tabung untuk membeli rumah bagi dirinya. Pasalnya, kini ia tinggal bersama ayahnya di sebuah rumah yang sangat sederhana.
Asep hanya tinggal bersama ayahnya sejak ibunya meninggal lima tahun lalu akibat komplikasi. Keenam saudaranya yang lain telah berumah tangga dan memiliki kehidupannya sendiri.
Perihal soal percintaannya menjadi salah satu permasalahan yang cukup pelik dalam hidupnya. Ia ingin membina rumah tangga bersama orang yang ia cintai. Namun, apa daya. Keterbatasan fisiknya membuat kadang wanita berpikir ribuan kali untuk menjadi pendamping hidupnya. Asep sadar bahwa keterbatasan fisiknya tidak memungkinkan untuk memiliki pendamping hidup yang sesuai, sehingga Asep pun tidak pernah memaksakan diri untuk memiliki pasangan hidup.
Mungkin ia gagal dalam soal percintaan. Tapi siapa sangka bahwa Asep mampu mengendarai motor dan mobil dengan transmisi manual. Bahkan ia pernah mengendarai motor sendiri menuju daerah Pandeglag, Banten.
Semangat yang dimiliki Asep membuat aku cukup bersyukur. Banyak hal yang dapat dipelajari melalui obrolan santai selama seharian penuh itu. Tidak terlihat ekspresi menyesal dari wajah Asep akan keterbatasan yang ia miliki. Semangat dan sikap visionernya dalam menjalani hidup, memacu semangatku untuk tidak mudah menyerah.
Terkadang apa yang kita lihat tidak sama dengan yang sebenarnya. Yang terlihat tak sempurna, memiliki makna yang luar biasa dalam setiap usaha.
Give your best for your life. Because imperfection doesn't mean can be perfect
-The End-